Pakar energi menyatakan bahwa rumah yang menggabungkan listrik dari perusahaan listrik nasional (PLN) dengan listrik dari panel surya atap dapat menghemat 25%.
Sebagai contoh, Rinaldi, yang menggunakan atap rumahnya dipasang panel surya. Biasanya, dalam sebulan, tagihan listrik dia mencapai 2 juta rupiah sebulan. Tetapi menggunakan panel surya atap rumah, tagihan listriknya turun ke Rp 1,5 juta sebulan.
Bermodal (investasi) sebesar Rp 45 juta, artinya dengan hitung-hitungan diatas maka selama tujuh tahun akan balik modal, yang berarti bahwa orang yang memiliki uang sejumlah itu, dapat membangunnya selama tujuh tahun untuk mengembalikan modal. Kondisi yang akan mempercepat penggunaan EBT (Energi Baru Terbarukan).
Hipotesisnya, jika dalam sebulan menabung Rp 500 ribu, maka dalam setahun dapat berhemat Rp 6 juta. Kemudian, selama 7,5 tahun, uang itu akan menjadi Rp 45 juta atau sesuai dengan modal yang dikeluarkan untuk pemasangan panel surya atap rumah.
Panel surya atap memang masih memiliki kekuatan terbatas dan karenanya harus dikombinasikan dengan listrik dari PLN. Selain meminimalkan biaya tagihan listrik, panel surya atap dapat membantu pemerintah mencapai penghematan energi listrik.
Ada 2 upaya yang bisa percepat satu dengan kebijakan dan dua meningkatkan pasar panel surya, dua-duanya dilakukan oleh pemerintah saat ini.